Halo
semuanya apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia yaa…
Entah apa yang terjadi tapi hari ini
aku lagi pengen sharing tentang sesuatu hal. Mungkin alasannya karena baru saja
mengalami fase pertambahan umur. Gak bisa dipungkiri banget ya semakin
bertambah umur maka semakin bertambah dewasa juga kita. Semakin bertambah umur,
semakin banyak masalah yang akan didapatkan. Semakin bertambah umur, segala
sesuatu hal menjadi rumit.
Apa yang terlintas dipikiran kalian
ketika mendengar kehidupan di umur 25 tahun? Selain lumayan tua ya hehehe
Ya, kehidupan di umur 25 tahun itu
gak buruk-buruk amat kok, cuma buruk saja….. eheeee
Selamat datang di umur 25! Masa
dimana pada usia ini muncul istilah “quarter life crisis”….
Sebenernya istilah ini muncul bukan
disaat umur 25 aja sih, lebih tepatnya di umur 20an lah. Karena apa? Karena
memang sekrisis itu kak! Krisis kehidupan yang sebenar-benarnya dan
sekrisis-krisisnya muncul di umur ini. Kenapa bisa gitu? Karena bagi banyak
orang beranggapan bahwa seharusnya diumur ini seseorang sudah berada di posisi
yang matang dan mapan. Di umur ini biasanya orang-orang menganggap bahwa kita harus
udah bisa mencapai ini dan itu dan lain halnya yang sampai akhirnya membuat
kita berpikir dan membandingkan “kok
hidup gue gini-gini aja sih?” “kok orang-orang udah bisa mencapai ini, tapi gue
masih gini-gini aja” “kok bisa ya dia bisa sesukses ini, sementara gue masih
aja tiduran doang di kamar”, “iya hidup gini banget sih, sementara temen lo
udah pada nikah”, “ketika temen-temen lu udah pada gendong anak, dan lo masih
aja gendong tas ransel buat liburan”.
Guys percayalah pernyataan kaya gini
tuh pasti sering ada dipikiran bahkan diucapan kita ketika menjalani umur
segini. So you’re not alone!
Gak usah ditanya gimana rasanya
hidup di masa “quarter life crisis” ini. Semua hal yang dulu kita anggap
menjadi masalah biasa, bisa menjadi penyakit kalo kitanya gak struggle. Di umur
ini gue menyadari banyak banget hal tentang berjuang, berkorban, kegagalan,
keputusasaan, kesedihan, ketidakpercayaan, merasa asing, merasa jauh, merasa
sendiri dan semua perasaan gak enaknya tuh muncul. Dimasa ini kalian akan
ngerasain bahwa kalian gak akan pernah bisa mengharapkan untuk berbagi cerita
pada siapapun orang kecuali DIRI KALIAN SENDIRI. Cuma diri kalian sendiri yang
bisa nyembuhin semuanya, jika dimasa ini kalian pernah terpikirkan sampai ingin
pergi ke psikolog, tenang aja akupun pernah berada diposisi itu. Pergi ke
psikolog bukan hal jelek kok, pergi kesana bukan identik dengan ngobatin depresi
yang berlebih atau hal-hal buruk terkait gangguan mental. Sometimes we need to
heal our self first. Kesehatan mental itu penting banget! Percuma fisik kalian
sehat kalo mental kalian gak, ataupun kebalikannya.
Di jaman sekarang penyakit yang
paling membahayakan itu justru adalah penyakit mental. Sangat bahaya. Kalian
pernah denger berita yang muncul baru-baru ini ada mahasiswa yang nekat bunuh
diri hanya karena cintanya ditolak. Dia sempet ngetwit di twitternya and no one
cares, sampai akhirnya dia beneran nekat bunuh diri. So, even kita emang punya
banyak masalah tolong sebisa mungkin pahami lingkungan kita, ketika ada teman
yang mulai berubah, ketika ada teman yang sedih, coba rangkul mereka. Tanya ke
mereka “ada apa? Lagi ada masalah ya?”. Dengan pertanyaan atau respon yang
mungkin keliatannya sok basa-basi atau sok perhatian, sungguh itu bermakna
banget bagi orang yang sedang mengalami kesedihan. Itu bener-bener ngebantu
mereka punya harapan ketika emang mereka mungkin lagi terpuruk. Hal yang keliatannya biasa, akan menjadi
luar biasa bagi sebagian orang yang memang sedang merasa.
Intinya jangan pernah meremehkan
jika memang ada orang disekitar kita yang lagi terkena masalah… Please rangkul
mereka yaaa! Setiap kata positif yang terucap dari orang lain itu bisa jadi
sumber semangat buat orang lain, percayalah!
Sampai akhirnya kehidupan yang rumit
ini pun membuat gue belajar tentang beberapa hal yang pantas dilakuin untuk bisa
meminimalisir perasaan negative yang ada di dalam diri. Gue merasa bahwa ini
tuh bisa menjadi key of life gitu
(deuile kunci banget nih bahasanya kek kunci penghuni terakhir aja yang
direbutin HAHA monmaap awalnya aku udah ngomong serius tapi anaknya suka
becanda jadi gak tahan pengen nyinyirin diri sendiri L), ini menurut gue yaaa, sekali lagi
bukannya menggurui hanya saja ingin berbagi. Key of life ini hal yang sebenernya sering kita denger dan ucapkan
dikeseharian kita tapi sometimes kita gak sadar bahwa ketika kita bisa memahami
itu maknanya itu dalem banget.
Yang pertama adalah bersyukur. Kita sering denger
kan? Tapi coba deh dipahami banget…. Bersyukur itu bukan hanya dari ucapan,
tapi juga dari hati. Kadang kita suka ngomong “ah gue mah hidup kaya gini aja
udah bersyukur banget, gak mau muluk-muluk.” Tapi beberapa menit setelahnya
kalian ngeluh. Well, kalian artinya belum bersyukur. Tingkatan paling tinggi
dari bersyukur itu adalah ketika kita sama sekali tidak mengeluh. Ketika kalian
mulai ngeluh entah soal kuliah, pekerjaan, kehidupan pernikahan, kehidupan
anak-anak, kalian gak akan pernah tau bahwa banyak diluar sana orang yang
mungkin menginginkan hidup seperti kalian. Banyak diluar sana orang yang kurang
beruntung seberuntung kalian. Jadi syukuri apapun yang kalian dapatkan
sekarang. Bersyukur kalian sampai sekarang bisa tidur nyenyak dikasur, bisa
makan enak, bisa punya tempat tinggal yang layak, , bisa punya pakaian yang layak, bisa
berkumpul sama keluarga, bisa punya orang terdekat yang sayang sama kalian bahkan
bisa bernapas, kalian harus syukuri itu.
Yang kedua adalah menerima. Dimulai dari hal yang
paling deket aja yaitu dari diri sendiri, mulailah untuk menerima segala apa
yang diri sendiri miliki. Coba untuk cari tahu kekurangan dan kelebihan diri,
setelahnya renungkan dan coba untuk menerima diri seutuhnya dan sepenuhnya.
Sesempurnanya orang pasti mereka punya kekurangan, hanya saja mungkin mereka
pandai menyembunyikan kekurangannya sampai akhirnya yang terlihat adalah
kelebihannya. That’s people have to do! Jangan pernah menunjukkan kekurangan
kita didepan orang lain, kecuali memang orang itu punya kapasitas untuk
membantu kita keluar dari belenggu kekurangan kita atau paling tidak mampu menerima
kekurangan kita.
Tingkatan tertinggi setelah menerima
yaitu ikhlas, ini jadi key of life ke tiga. Dan juga bisa jadi
hal yang terberat untuk dilakukan. Kita mungkin bisa dengan mudah menerima
sesuatu hal tidak sesuai dengan harapan kita tapi belum tentu kita juga akan
mudah untuk ikhlas. Iklhas sendiri menurut gue adalah hal yang sangat sangat
sangat sulit gue lakukan sampai detik ini. Terdengar mudah memang untuk
mengucapkan “gue udah ikhlas kok”, tapi nyatanya nihil banget, dilubuk hati
yang terdalam tetap masih ada sesuatu yang mengganjal. Teori belajar ikhlas itu
gak akan ada dimana-mana, kalo mau tau cara gimana supaya ikhlas adalah dengan
terjun langsung ke kondisi dimana kita dituntut untuk harus ikhlas. Sebaik-baiknya buku teori
tentang ikhlas, tidak ada yang lebih baik dari pengalamannya itu sendiri.
Ketika
segala sesuatu berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka memang
itu apa yang sudah digariskan, sekuat apapun kita mencoba buat mengubah seperti
apa yang kita mau tetap gak akan bisa.
Kata
temen aku yang “pinternya” sampe ke DNA pernah bilang gini: “Na, jauh sebelum
langit dan bumi diciptakan segala yang terjadi di alam sudah Allah SWT tetapkan.
Jadi kalo kita gak ikhlas siapa yang mau kita lawan? ALLAH SWT? Masa gak
percaya sama Allah? Yang udah pasti menetapkan yang terbaik buat kita. Insya
Allah Na, kalo udah ridho dan ketentuan Allah kita pasti akan mudah berdamai
dengan keadaan bagaimanapun buruknya itu”.
Sungguh
aku terenyuh banget denger temenku itu ngomong kaya gitu… :( Like, selama 25
tahun ini dalam hidup gue gak pernah sampai pada pikiran itu. Beruntungnya punya temen yang bukan cuma bisa ngakak doang kerjaannya tapi kalo diajakin ngomong macem begitupun bisa seserius itu. Nah itu dia
kenapa pentingnya kita sharing masalah sama temen, kita bisa dapet inside yang
ngena dan gak terduga dari mereka.
Sampai
saat ini, mungkin gue belum berada pada titik ini, gue atau mungkin untuk
sebagian dari kalian juga merasakan yang gue rasakan. Yuk kita sama-sama
belajar mengikhlaskan, gak mudah memang, tapi mari kita coba.
Kalo memang sampai pada titik
terendah kalian udah gak mampu lagi untuk mengikhlaskan, hal paling ampuh
adalah kembali Kepada-Nya….. bicarakan semuanya pada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena hanya Ialah yang mampu merubah segalah yang ada dimuka bumi ini. Apa
yang bisa mengubah takdir hidup seseorang? Ia adalah doamu kepada-Nya.
Semoga kalian bisa bahagia selalu dengan jalan yang kalian pilih masing-masing,
Ninalonalo :)
Semoga kalian bisa bahagia selalu dengan jalan yang kalian pilih masing-masing,
Ninalonalo :)
Comments
Post a Comment